Cara Kerja Dual Native ISO pada kamera

Dual / Native ISO adalah teknik memanfaatkan informasi sensor kamera untuk memperluas jangkauan dinamisnya, dan mengurangi tingkat sinyal noise yang dihasilkan. Oleh karena itu, sensor akan dapat membaca dua ISO asli pada sensor, bukan satu sehingga karena ada dua sirkuit pada sensor: sirkuit gain rendah, dan sirkuit gain tinggi yang dioptimalkan untuk bekerja dengan sinyal yang lebih lemah.

Sumber : panasonic.com

Bagaimana cara kerjanya?

Dual Native ISO biasanya dapat ditemukan pada kamera yang merupakan bagian dari jajaran kamera film/bioskop. Sensor kamera VariCam memiliki dua pengaturan ISO asli, 800 & 5000. Artinya, secara sederhana, Anda dapat memanfaatkan dua stok film dalam satu kamera. Hal ini memungkinkan kita untuk memotret ISO 800 untuk situasi pencahayaan normal, atau untuk mendapatkan hampir 3 stop dengan ISO 5000 untuk menangkap pemandangan cahaya minim seperti lilin; tanpa kehilangan rentang dinamis, resolusi, atau warna.

Untuk memungkinkan perekaman video cahaya rendah tanpa noise, teknologi ini menerapkan dua sirkuit analog khusus pada setiap piksel sensor VariCam. Masing-masing sirkuit ini pada setiap piksel sensor pada dasarnya adalah ISO asli individu sebelum mendapatkan pemrosesan. Hal ini memungkinkan kamera untuk mencapai sensitivitas yang jauh lebih tinggi tanpa peningkatan noise. Biasanya, noise akan terlihat dalam proses penguatan peringkat ISO di kamera digital.

Gaya Pengambilan Gambar

JENIS PERSPEKTIF KAMERA :
  1. Objective Shot
  2. Subjective Shot
  3. Point-of-view Shot

1. OBJECTIVE SHOT
Penonton dilihat peristiwa melalui mata pengamat yang tak terlihat, seolah-olah menguping dan tidak terlibat dalam adegan. Kita menyaksikan adegan dalam acara tidak dari sudut pandang siapa pun di dalam adegan tersebut, sehingga sudut kamera objektif tidak bersifat pribadi sehingga artis seolah tidak menyadari adanya kamera.

2. SUBJECTIVE SHOT – sudut pandang pribadi
Dalam subjective shoot penonton berpartisipasi dalam aksi adegan sebagai pengalaman pribadi. Kita sebagai penonton seolah ditempatkan dalam gambar, baik sendiri maupun terlibat sebagai peserta aktif dan melihat peristiwa melalui mata salah satu aktor. Penonton terlibat dalam gambar ketika siapa pun di tempat kejadian melihat langsung ke dalam lensa kamera – sehingga menciptakan hubungan mata-ke-mata dengan pemirsa.
Contoh: Kamera diletakkan diatas kepala sehingga shot yang diambil sama seperti sudut pandang mata aktor.

3. POINT OF VIEW SHOT – sudut pandang pemain tertentu.
Sudut pandang objektif, tetapi karena berada di antara sudut objektif dan sudut subjektif, sehingga ini dalam kategorinya sendiri. Sudut ini menghasilkan bidikan yang sedekat mungkin dengan bidikan subjektif selagi masih tersisa objektif. Kamera ditempatkan di sisi pemain subjektif – yang sudut pandang sedang digambarkan – sehingga penonton diberi kesan bahwa mereka berdiri berdampingan dengan orang yang mengalami peristiwa tersebut. Penonton melihat adegan dari sudut pandang aktor, tapi BUKAN melalui mata aktor – seperti dalam bidikan subjektif