Perbedaan Signal Suara Kering “Dry” dan Basah “Wet” dalam Rekaman

Sinyal Suara Basah vs Kering dalam Perekaman

Sinyal suara kering “Dry Recording” dan basah “Wet Recording” adalah istilah yang tidak asing lagi di industri perekaman. Keduanya merupakan tipe dasar proses perekaman sinyal suara.

Rekaman Kering

Rekaman suara kering mengacu pada suara atau sinyal yang tidak memiliki efek atau modifikasi apa pun. Ini dianggap sebagai suara asli yang mentah serta tidak diproses.

Contoh suara kering adalah rekaman mentah atau langsung dari suara apa pun. Kualitas masih memainkan peran yang baik dalam suara kering. Rekaman harus sejelas dan sedekat mungkin dengan aslinya agar materi tersebut dapat digunakan untuk tujuan apa pun. Selain itu, faktor penting lainnya adalah membuat suara sedekat mungkin dengan keinginan atau hasil yang diinginkan perekam. Produk dari suara kering termasuk rekaman suara mentah seperti rekaman drama, percakapan, dan rekaman instrumental.

Dalam rekaman apa pun, perhatian paling besar diberikan pada mikrofon yang menangkap suara saat diproduksi. Lingkungan perekaman juga merupakan faktor penting karena kebisingan dapat menurunkan kualitas suara dan hasil yang diinginkan.

Suara/sinyal kering biasanya dapat digunakan sebagai suara dasar untuk suara/sinyal basah. Banyak suara dapat diturunkan dari satu suara/sinyal kering. Pengaturan suara biasanya disesuaikan tergantung pada acara atau penggunaan.

Rekaman Basah

Rekaman suara basah adalah kebalikan dari suara kering. Suara/sinyal basah adalah jenis suara yang mengalami proses dan modifikasi. Suara/sinyal basah dibuat dengan menggunakan perangkat audio khusus seperti Efek biasanya ditambahkan saat merekam atau saat proses mixing.

Ada banyak jenis efek yang dikategorikan ke dalam tiga area. Kategori pertama adalah efek berbasis dinamis yang mengubah tingkat dinamika suara. Contohnya meliputi: limiter, maximizer, dan ekspander. Kategori kedua adalah efek berbasis frekuensi yang memanipulasi frekuensi sinyal/suara. Distorsi, equalizer. Kategori terakhir adalah efek berbasis waktu yang terdiri dari delay termasuk reverb, echo, chorus, flangers, phaser dan turunannya.

Suara/sinyal basah, termasuk efek suara, adalah suara atau sinyal buatan yang digunakan untuk tujuan teknis dan estetika. Sering diterapkan di media seperti film, program televisi dan radio, video game, pertunjukan langsung, animasi, dan banyak lainnya.

Kesimpulan:

  1. Baik rekaman kering maupun basah digunakan bersama untuk menciptakan suara yang khusus dan unik.
  2. Rekaman suara kering mengacu pada suara mentah atau belum diproses yang biasanya berasal dari rekaman langsung. Di sisi lain, rekaman basah mengacu pada suara/sinyal yang diproses. Suara atau sinyal yang diproses dilakukan dengan menggunakan perangkat audio khusus.
  3. Signal suara dalam rekaman basah diturunkan dari suara/sinyal rekaman kering. Dalam hal ini, suara/sinyal kering bertindak seperti fondasi atau sumber untuk suara/sinyal basah. Suara/sinyal basah terdapat berbagai efek yang sesuai dengan tujuan pengguna/perekam.
  4. Efek dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori: berbasis dinamika, berbasis frekuensi, dan berbasis waktu. Sering ditambahkan selama perekaman atau di lain waktu.
  5. Suara/sinyal dari rekaman kering dapat dianggap sebagai “alami” sedangkan suara/sinyal dari rekaman basah dapat dikatakan “buatan” karena telah diproses/diolah.
  6. Baik suara/sinyal dari rekaman kering maupun basah digunakan untuk tujuan teknis dan estetika. Juga diterapkan di banyak media seperti film, program TV dan radio, dll sebagai peningkatan kualitas suara untuk acara tersebut.
  7. Suara/sinyal kering yang berkualitas sering dapat menghasilkan suara/sinyal basah yang berkualitas setelah diproses.